
Indonesia adalah negara agraris. Kenyataan bahwa Indonesia menjadi negara yang swasembada pangan merupakan tanggung jawab negeri ini untuk mempertahankan peningkatan mutu dari sektor pertanian. Sehingga tidak salah jika diekspektasikan di masa mendatang bahwa ahli pertanian akan sangat dibutuhkan.
Sektor pertanian yang berperan penting dalam pembangunan nasional memerlukan sumberdaya manusia yang berkualitas, andal, serta berkemampuan managerial, kewirausahaan dalam melaksanakan usahanya. Dengan demikian pelaku pembangunan pertanian mampu membangun usaha dari hulu sampai dengan hilir yang berdaya saing tinggi dan berperan serta dalam melestarikan lingkungan usahanya sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. Sehingga penyuluhan pertanian mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan pertanian, khususnya dalam pengembangan kualitas pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, effisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya. Sebagai kegiatan pendidikan, penyuluhan pertanian adalah upaya untuk membantu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif bagi generasi penerus.
Pendekatan pada generasi penerus ini dapat dilakukan dengan memberikan inovasi pada pembelajaran konvensional yang selama ini telah diterapkan. Pembelajaran Agriculture dengan bentuk pembelajaran praktis membuat siswa akan lebih mengenal pertanian. Selama ini, terkesan generasi muda memandang remeh pertanian. Hal ini dikarenakan pendekatan pada aspek pertanian kurang dilakukan. Dengan adanya penerapan pembelajaran agriculture pada siswa terutama pelajar menengah ke atas maka kualitas sumber daya manusia khususnya dalam bidang pertanian akan meningkat.
Menyadari akan kebutuhan peningkatan mutu sumber daya manusia di sektor pertanian maka salah satu sekolah internasional di Jember, SMA Negeri 1 Jember telah menerapkan pembelajaran agriculture. Pada pembelajaran tahun 2008/2009 pembelajaran agriculture diterapkan pada siswa kelas XI. Pembelajaran ini dilakukan dengan kerjasama POLITEKNIK Jember. Pembelajaran agriculture dilakukan selama 3 bulan. Dalam setiap kelas dibagi 6 kelompok dan setiap kelompok diberi lahan untuk diolah dengan tanaman sayur yang telah ditentukan. Selanjutnya siswa yang akan menanam, merawat, dan menikmati hasil dari praktek agriculture ini. Setelah pembelajaran secara praktek di lapangan, hasil pembelajaran ini dirangkum dan dibuat karya tulis ilmiah. Sehingga siswa mendapatkan dua pembelajaran sekaligus.
Hal ini merupakan pembelajaran yang inovatif karena menjadi pembelajaran yang efektif. Di samping itu siswa senang untuk melakukan pembelajaran ini. Terbukti dalam penelitian yang dilakukan penulis dengan koresponden siswa kelas XII yang telah melakukan pembelajaran agriculture ini, sebanyak 90,09% setuju jika pembelajaran ini dilakukan kembali pada pembelajaran tahun berikutnya. Menurut salah satu koresponden, Novita, pembelajaran agriculture yang diterapkan pada saat dia duduk di kelas XI ini telah membuatnya menambah pengalaman dalam bercocok tanam. Pengalaman ini menjadi pembelajaran terbaik untuk lebih mengenal bidang pertanian. Hal ini juga dikatakan oleh 52% koresponden yang mendapatkan pengalaman yang selama ini belum pernah mereka dapatkan. Selain pengalaman yang didapatkan, wawasan tentang bercocok tanam juga dapat diperluas. Hal ini juga yang dikatakan 28 % koresponden. Mereka mengatakan bahwa wawasan tentang pertanian mereka lebih baik dari sebelumnya, dan mereka juga lebih mudah untuk dipahami. Pernyataan ini juga dilontarkan Dwi dan Cita. Bahkan mereka juga dapat mengetahui susahnya untuk bercocok tanam sehingga sekarang mereka lebih menghargai petani begitu pula dengan 8 % koresponden lainnya. Ada juga pendapat sebanyak 12 % koresponden yang menyatakan bahwa pembelajaran agriculture ini dapat menmbah kekompakan antar siswa karena pembelajaran ini melatih siswa untuk bekerjasama. Bahkan menurut Bagus, korespoden yang menyatakan hal tersebut, kekompakan yang terjadi terus berlanjut. Dari berbagai pendapat koresponden ini dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran agriculture telah memberikan manfaat yang cukup banyak bagi siswa. Selain itu, perbaikan kualitas sumber daya manusia di bidang pertanian juga dapat dilkaukan. Tidak salah jika pembelajaran agriculture akan dapat menciptakan generasi yang berkompetensi di masa mendatang. Sehingga pembelajaran agriculture sebaiknya diterapkan di SMA Negeri lainnya mengingat manfaat yang didapatkan telah terbukti. Dan tentu saja jika SMA maupun SMK lain telah menerapkan pembelajaran ini maka peningkatan kualitas pertanian akan berkembang pesat.
Foto - foto pada saat praktik lapangan di lahan pertanian Poltek Jember









Penulis : Putri Nur & Angga Riswanda
Kelas : XII Ia 4